Mencari Ketenangan Dengan Al Quran



"Kami mengalami berbagai siksaan. Namun membaca dan mengkaji Alquran membantu kami bersabar dan bertahan menghadapinya." (Nadimah Khatul)
Hidup adalah pilihan. Itu pasti. Itu pasti. Justifikasinya, sangat jelas, Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagai Dzat Yang Pencipta, memberikan kemerdekaan kepada manusia untuk memiliki jalan hidupnya, mau taat atau mau ingkar dipersilahkan (QS. Asy Syams: 8-10). Walau demikian, dengan kasih sayang-Nya, Dia tidak membiarkan manusia terjerat begitu saja dalam kebingungan karena dihadapkan pada dua pilihan.
Ada seperangkat petunjuk yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala sediakan agar manusia dapat memilih pilihan yang benar.
Di antaranya berupa potensi atau kemampuan untuk mendengar, melihat, serta memikirkan input-input yang masuk dari proses mendengar dan melihat tersebut (QS Al Mulk: 23). Perangkat lainnya adalah Alquran dan sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam (QS Al Baqarah: 2). Poin kedua inilah yang akan kita kupas lebih lanjut. 
Alquran adalah media pemandu paling efektif bagi manusia untuk menemukan jalan kebahagiaan. Alquran adalah sumber kemuliaan. Siapa pun yang menjadikan Alquran sebagai panduan hidup, maka tidak ada yang akan ia dapatkan selain kemuliaan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berjanji, Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang didalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? (QS Al Anbiyaa': 10).
Namun sebaliknya, siapa pun yang berpaling dari Alquran, maka Allah akan memberikan aneka kesempitan dalam hidupnya. Difirmankan dalam QS Thaahaa ayat 124, "Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."
Makna kesempitan dalam ayat ini bukan berarti tidak berharta, hilangnya pendukung atau lepasnya jabatan. Kesempitan dalam konteks ini lebih berupa ksempitan jiwa dan hilangnya petunjuk dalam hidup. Kesempitan seperti ini jauh lebih berbahaya daripada kesempitan harta. Sebab, kesempitan jiwa efeknya berlanjut sampai pada Hari Akhir.
Karena itu, interaksi antara kita dengan Alquran menjadi sebuah keniscayaan. Bagaimana kita akan perfect bermain drama, jika naskah panduannya saja kita tidak tahu! Hal paling mendasar dalam berinteraksi dengan Alquran ini adalah, sejauh mana kita mampu menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup sehari-hari.
Biasanya, orang akan tertarik pada sesuatu, jika ia tahu keuntungan dan kebaikan dari sesuatu tersebut. Demikian juga dengan Alquran. Ketertarikan kita untuk berinteraksi dengan Alquran, akan lahir ketika kita tahu manfaat dari Alquran tersebut. Apa saja manfaat yang akan kita peroleh jika intens berinteraksi dengan Alquran.
Pertama, melahirkan jiwa yang sabar. Ada banyak kisah tentang para pejuang Islam yang mendapatkan aneka cobaan. Mereka diintimidasi, disiksa, dipenjara bahkan dibunuh. Namun, kebersamaannya dengan Alquran membuat mereka menjadi orang-orang yang sangat sabar. Nadimah Khatul, seorang mujahidah Afghanistan misalnya. Ia disiksa dan dipenjara oleh orang-orang komunis selama enam tahun. Apa yang ia katakan? "Kami mengalami berbagai siksaan. Namun membaca dan mengkaji Alquran membantu kami bersabar dan bertahan menghadapinya."
Kedua, melembutkan hati. Seorang ulama mengatakan, "Sesungguhnya hati itu mengkristal sebagaimana mengkristalnya besi, maka lembutkanlah ia dengan Alquran." Kisah yang paling terkenal adalah masuk Islamnya Umar bin Khatbab. Tidak ada yang menyangsikan keras dan kejamnya Umar. Namun kerasnya hati Umar menjadi luluh ketika ia membaca beberapa ayat dari QS Thaahaa khususnya ayat 14 dan 15, "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, Tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan."
Ketiga, mengokohkan hati. Difirmankan, "Dan semua kisah-kisah rasul-rasul, Kami menceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu (QS Hud: 120). Bagi orang-orang yang hatinya telah terbuka, ayat-ayat Alquran bagaikan suplemen terbaik untuk memantik semangat. Semakin dibaca dan dihayati, semakin kuat kadar keimanan dalam dirinya (QS. An Anfaal: 2).
Keempat, sebagai nasihat dan obat tatkala hati sedih dan gundah gulana. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dari Tuhanmu dan bagi obat bagi yang ada di dalam dada, petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS Yunus: 57). Dalam konteks inilah, ungkapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabat bahwa Alquran sebagai hiburan mendapatkan legitimasi.
Bagi orang-orang yang saleh, tiada yang paling indah selain hidup bersama Alquran. Itulah kenikmatan tiada tara. Bagaimana mendapatkannya? Ada banyak cara. Salah satunya dengan membaca Alquran sebenar-benarnya bacaan (haqqut tilawah). "orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab mereka senantiasa membacanya dengan sebenar-benarnya bacaan (haqqut tilawah), mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya..." (QS Al Baqarah: 121).
Makna haqqut dalam ayat ini adalah berfungsinya lisan, akal dan hati ketika membacanya. lisan berfungsi dengan baik ketika mampu menartilkannya. Berfungsinya akal adalah dengan memahami isi ayat yang dilantunkan. Sedangkan berfungsinya hati adalah dengan merenungkan nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya. Ketika lisan, pikiran, hati dan seluruh tubuh terfokus pada Alquran, berdialog dengan Allah, pada saat itulah tidak ada lagi yang ia rasakan selain kenikmatan. Seluruh tubuh didominasi harmoni cinta, sehingga rasa sakit akan tereliminasikan.
Dikisahkan, Imam Ar Rafi'i nin Mahran pernah menderita penyakit 'akalah' yaitu sejenis tumor tulang pada bagian lutut. Satu-satunya cara untuk menghilangkan penyakit tersebut adalah dengan mengamputasi kaki. Waktu itu dokter menawarkan khamr untuk meredam rasa sakit tatkala proses amputasi dilakukan. Tapi Imam Ar Rafi'i menolak dan mengatakan,"Aku punya obat yang lebih mujarab dari apa yang engkau tawarkan kepadaku. Datangkan saja kepada saya seorang qari." Selanjutnya ia berkata, "Dokter apabila ayat Alquran tengah dilantunkan dan Anda melihat muka saya memerah dan mata saya terbelalak, itulah saat yang tepat untuk memotong kaki saya."
Ketika qari tersebut melantunkan ayat-ayat Alquran, memerahlah muka serta terbelalaklah mata Imam Ar Rafi'i. Terlebih ketika ia mendengar ayat-ayat yang berisi peringatan serta nacaman. Imam Ar Rafi'i merasakan seolah-olah ancaman itu ditujukan pada dirinya. Saat itulah dokter mulai memotong urat-urat serta menggergaji tulang kaki. Tidak terdengar satu pun keluhan yang keluar dari mulut lelaki saleh ini. Subhanallah..
Sumber: Tabloid Republika

KATA-KATA MOTIVASI SUKSES


Batas Sukses


Setiap manusia di dunia ini pasti memiliki keinginan. Salah satu keinginan yang mungkin terbayangkan oleh sebagian besar orang adalah keinginan untuk sukses. Setiap orang memiliki kriteria tersendiri tentang kesuksesan. Kriteria seorang pengusaha tentunya akan berbeda dengan kriteria sukses menurut seorang tukang sapu. Namun apakah suatu kesuksesan harus memenuhi suatu kriiteria dan syarat tertentu?? Kesuksesan akan bisa kita rasakan jika kita merasa puas dengan apa yang telah kita lakukan. Kesuksesan tidak perlu dibuktikan dengan piala, penghargaan maupun pujian.

Kesusesan akan terasa menghampiri kita saat kita berhasil melakukan sesuatu yang memberikan kepuasan kepada diri kita walaupun sekecilapapun bentuknya. Seperti kata Martin Luther King “Seandainya pun seorang manusia ditakdirkan untuk menjadi seorang tukang sapu jalan, hendaknya dia menyapu jalan sesempurna Michelangelo ketika melukis, seindah Bethoven ketika menciptakan musiknya, dan seagung Shakespeare ketika menuliskan puisi-puisinya. Dia harus menyapu jalanan dengan begitu baiknya sehingga semua yang di langit dan di bumi ini ibaratnya terhenti untuk mengagumi dedikasi dan karyanya. “Di sana ada seorang tukang sapu yang mengerjakan semua pekerjaannya dengan luar biasa.”

Pada dasarnya setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai kesuksesannya, hanya saja terkadang kita bingung mencari jalan kesuksesan itu berada dimana. Maka tugas kita sekarang adalah menemukan jalan itu. Salah satu caranya adalah dengan selalu aktif dalam hidup kita, mencoba menemukan apa sebenarnya impian yang kita inginkan kemudian berusahalah untuk mendapatkannya. Hal ini karena kesuksesan tidak akan datang dengan sendirinya. Kesuksesan datang karena kita yang mencarinya. Kesuksesan tidak akan membawa kita jika kita tidak mengulurkan tangan kita kepadanya. Sama seperti hukum aksi reaksi Newton, jika kita memberikan aksi pada kesuksesan maka kita juga akan menerima reaksi dari kesuksesan itu. Tentunya hasilnya tidak bisa kita pastikan secara kuantitatif, tetapi yang terpenting kita telah berusaha mendapatkan kesuksesan itu. Pada akhirnya Allah-lah yang memutuskan hasilnya.

Namun yang paling penting adalah bahwa kesuksesan itu harus diringi dengan kerendahan diri karena pada dasarnya kesuksesan itu berasal dari Allah. Sehingga kita juga harus senantiasa bersyukur atas segala sesuatu yang telah diberikan-Nya kepada kita, karena rencana Allah lebih indah daripada rencana kita. Oleh karena itu anggaplah setiap kehidupan yang kita jalani setiap harinya adalah mukjizat sepert yang dikatakan Albert Einstein sehingga kita akan selalu berpikir untuk memenfaatkan mukjizat yang telah diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya.

Jadi manfaatkanlah kehidupan kita sekarang dengan sebaik-baiknya karena karena kita akan sangat menyesal jika kita bisa memanfaatkan mukjizat yang telah diberikan kepada kita dengan semaksimal mungkin. Jadilah orang sukses disepanjang jalan hidup kita. Jangan hanya mengukur suatu kesuksesan secara kuantitatif karena kesuksesan yang sebenarnya adalah keberhasilan kita bermanfaat bagi orang lain disekitar kita dan keberhasilan kita menjalani hari ini lebih baik dari hari kemarin.
Semangat sukses untuk kita semua!!